September 30, 2022

Liberalisme adalah Ideologi Politik: Sejarah, Ciri, dan Contoh

liberalisme

Liberalisme adalah salah satu pandangan, paham, atau ideologi dalam filsafat ilmu politik dan moral. Sebenarnya, apa itu liberalisme? Simak penjelasan lengkap tentang ideologi liberalisme, sejarah, ciri-ciri, dan contohnya berikut ini!

Definisi Liberalisme 

Liberalisme dan kata-kata sejenis lainnya seperti liberal, liberty, libertarian, dan libertine semuanya mempunyai akar sejarah ke bahasa Latin yang sama yaitu liber, yang berarti “bebas”. Memang, liberalisme adalah sebuah paham, ideologi, atau pandangan yang menghendaki adanya kebebasan.

Dalam KBBI, pengertian liberalisme adalah aliran ketatanegaraan dan ekonomi yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi untuk berusaha dan berniaga (pemerintah tidak boleh turut campur); usaha perjuangan menuju kebebasan.

Artinya, paham liberalisme adalah sebuah paham yang menuntut kebebasan individu untuk kemerdekaan pribadi, kebebasan tempat tinggal, hak menentang penindasan, hingga hak perlindungan pribadi serta hak milik.

Liberalisme mengutamakan kebebasan individu dalam berbagai bidang kehidupan seperti ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, kebudayaan, agama, maupun kebebasan sebagai warga negara. Liberalisme adalah paham yang menuntut negara dan pemerintahan untuk melindungi dan menghormati hak serta kebebasan setiap warga negara mereka.

Artinya, paham ini memang akan berkembang baik dalam sistem demokrasi, meski juga kebebasan yang dimaksud di sini merupakan kebebasan yang dipertanggungjawabkan bukan semata-mata kebebasan yang tidak terbatas.

Lalu, bagaimana dengan sejarah paham liberalisme?

Sejarah Paham Liberalisme

Liberalisme merupakan fenomena modern yang bermula pada abad ke-17, meski beberapa gagasan filosofis liberal telah muncul sejak abad ke-8 sebelum Masehi dan di Kekaisaran Cina.

Liberalisme adalah reaksi atas penindasan yang dilakukan oleh kaum bangsawan dan agamawan pada masa perkembangan feodalisme dengan pemerintahan monarki absolut. Kaum borjuis dan kaum-kaum terpelajar kota merupakan pendukung utama paham liberal.

Paham ini kemudian mulai berkembang pesat pada abad ke-18 dan 19, terutama di Prancis dan Inggris. Saat itu, seluruh aspek kehidupan dipegang penuh oleh raja, bangsawan, dan gereja. Masyarakat kemudian mulai memperjuangkan kebebasan manusia dari kungkungan gereja atau agama pada masa renaissance tersebut.

Saat itu memang rakyat tak punya kebebasan dalam berpendapat dan bertindak, keadaan tertekan tersebut membuat banyak pihak menyuarakan kebebasan di semua bidang kehidupan. Revolusi Perancis pada abad ke-18 jadi salah satu peristiwa yang membentuk paham liberalisme, saat itu ada kepincangan sistem dan kesenjangan sosial yang sangat mencolok di masyarakat.

Anggota kerajaan dan pemuka agama punya banyak hak istimewa dan kenyamanan hidup, yang tak didapatkan golongan lain. Serta golongan istimewa ini harus dipatuhi semua masyarakat. Kemudian, muncul tuntutan kemerdekaan dan kebebasan dari masyarakat yang tidak memiliki hak istimewa. Puncaknya pada 1789, ada revolusi yang kemudian menjadi awal terbentuknya golongan liberal atau liberalisme.

Paham liberalisme ini kemudian menyebar ke negara Eropa yang lain dan mendapatkan banyak dukungan dari masyarakat saat itu. Di Inggris, pada abad ke-19 ada Raja John yang mengeluarkan piagam Magna Charta untuk menjamin kebebasan hak individu dan membatasi kekuasaan yang absolut bagi raja di Inggris.

Hal ini kemudian berimbas pada banyak hal, termasuk merdekanya 13 koloni Inggris di Amerika Utara yang kemudian membantu Amerika Serikat. Selain itu, ada Adam Smith yang menulis The Wealth of Nations, yang memulai era larangan pemerintah untuk campur tangan soal ekonomi.

Artinya, liberalisme ini memang lahir dari kondisi masyarakat yang sudah lelah akan kekuasaan absolut raja, pemimpin negara, dan pemuka agama, membuat rakyat harus tunduk dan tak memiliki kebebasan dalam banyak aspek kehidupan.

Ciri-Ciri Liberalisme

Ada beberapa ciri-ciri paham liberalisme yang bisa ditemukan dalam kehidupan, beberapa di antaranya:

  1. Setiap manusia punya kesempatan yang sama.
  2. Semua orang berhak mendapat perlakuan yang sama.
  3. Hukum diterapkan ke semua orang.
  4. Pemerintah ditentukan dengan persetujuan masyarakat.
  5. Negara hanya alat untuk mencapai tujuan.
  6. Tak ada ajaran dogmatisme.
  7. Lebih memilih pemerintahan demokrasi.
  8. Masyarakat punya kebebasan intelektual secara penuh.
  9. Pemerintah punya aturan terbatas.
  10. Tujuan utama untuk mendapatkan kebahagiaan individu.

Selain itu, ada beberapa ciri-ciri yang muncul dalam berbagai bidang dalam paham liberalisme.

  1. Di bidang politik, muncul demokratisasi.
  2. Di bidang sosial, ada kebebasan pendapat, kesempatan yang sama untuk semua orang dalam usaha, reformasi sosial, hingga perasaan egaliter.
  3. Dalam bidang seni dan budaya, ada kebebasan berekspresi, seperti dalam lukisan, drama, seni, musik, dan lain sebagainya.
  4. Dalam bidang ekonomi, muncul ekonomi pasar yang demokratis.

Contoh dan Penerapan Liberalisme

Globalisasi merupakan dampak dari penerapan liberalisme dalam kehidupan saat ini.

Dalam globalisasi ada pasar bebas, hiperliberasi individu, dan ada upaya mengurangi peran pemerintah di sektor ekonomi. Di Indonesia contohnya, liberalisme memang tak diterapkan dalam politik, tetapi diterapkan dalam bidang ekonomi.

Pengaruh terbesar justru tampak dari berkembangnya gaya hidup yang terus mengikuti zaman yang ada. Gaya hidup mewah dan kebebasan memilih kebutuhan adalah salah satu ciri-ciri liberalisme. Di negara-negara lain, liberalisme juga dijunjung tinggi, terutama di negara-negara seperti Jerman, Prancis, hingga Amerika Serikat.

Penerapan demokrasi jadi salah satu parameternya, membuat rakyat bebas berekspresi dan berpendapat. Selain itu, juga terlihat dari pasar demokratis di bidang ekonomi.

Kritik dan Dukungan Tentang Pandangan Liberalisme

Dalam sejarahnya, banyak pihak yang sudah memberikan dukungan maupun kritikan soal paham liberalisme ini. Salah satu paham yang paling menentang liberalisme adalah paham konservatisme, paham yang sangat mendukung nilai-nilai tradisional dan tak mendukung adanya modernisasi.

Selain itu, ada beberapa yang menganggap liberalisme dan sosialisme adalah paham yang sama, padahal mereka berbeda.

Banyak varian paham sosialisme yang kemudian membedakan diri dengan liberalisme dengan cara menentang kapitalisme, hierarki, hingga kepemilikan barang pribadi. Selain itu, ada pula pihak yang menganggap liberalisme sangat materialistis dan kurang akan nilai-nilai spiritual, dan individualisme bisa membuat perpecahan nasional.

Di sistem ekonomi, ada yang menganggap bahwa liberalisme juga memunculkan sistem eksploitasi karena kebebasan ekonomi individu.

Sedangkan pihak lain juga berkata bahwa liberalisme menghancurkan komunitas serta merusak tatanan sosial yang seharusnya dilestarikan oleh negara.

Demikian penjelasan lengkap tentang definisi, sejarah, ciri-ciri, dan contoh liberalisme. Mengetahui serta memahami liberalisme yang ada di dunia ini tidak lepas dari mata pelajaran Sejarah. Di Sampoerna Academy, pembelajaran ini akan dibahas tuntas karena adanya fasilitas-fasilitas yang memadai dan menunjang perkembangan siswanya.

Informasi lebih lanjut terkait program, fasilitas, info beasiswa dan juga pendaftaran silakan menghubungi kami disini atau isi form dibawah ini dan team kami akan segera merespon. Terimakasih.

[formidable id=7]

Referensi:
Wikipedia