Litosfer merupakan salah satu lapisan bumi yang terbagi dalam beberapa lapisan juga, lapisan terluar dari litosfer disebut dengan lapisan pedosfer. Berisi beberapa lapisan yang berisi bebatuan, tanah merupakan benda atau bahan alami yang fungsinya sebagai salah satu faktor penting hidupnya tumbuh-tumbuhan di dunia ini.
Tanah merupakan wujud dari alam yang bentuknya berisi campuran hasil pelapukan dari batuan atau disebut juga dengan anorganik. Kemudian ada juga organik, air dan udara yang semuanya menempati bagian paling atas dari litosfer. Ilmu pengetahuan yang mempelajari tanah disebut dengan peedologi, ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai proses pembentukan tanah.
Pengertian Pedosfer
Pedosfer adalah lapisan tanah yang berada di permukaan bumi dan merupakan tempat berlangsungnya proses pembentukan tanah. Sederhananya lapisan tanah di permukaan paling atas bumi ini disebut sebagai bagian paling atas dari litosfer. Atau lapisan terluar dari kulit bumi yang disebut dengan sungai pembukus bumi.
Beberapa ahli memiliki penjelasan tersendiri mengenai apa itu pedosfer, menurut Glinka lapisan pedosfer sebagai tubuh alam yang bebas dan memiliki ciri-ciri morfologi tertentu untuk mencari hasil interaksi antara iklim, organisme bahan induk dan relief serta waktu. Tak hanya Glinka yang memiliki penjelasan mengenai lapisan tanah ini.
Bremer menyebutkan jika lapisan pedosfer merupakan bagian permukaan kulit bumi yang dijadikan sebagai pelapukan dan kegiatan berbagai tumbuhan dan hewan. Adanya lapisan pedosfer ini bukan tanpa alasan atau penyebab, Tanah muncul karena interaksi banyak faktor, termasuk iklim, organisme, bahan induk dan yang lainnya.
Faktor iklim sangat berpengaruh dalam pembentukan tanah pedosfer, seperti curah hujan dan cahaya matahari. Kemudian adanya curah hujan yang mempengaruhi adanya pelapukan batuan secara kimiawi, dengan sinar matahari secara fisis. Selain itu adapula proses pedognesis atau proses pembentukan apa itu yang dimaksud dengan pedsofer.
Proses Pembentukan Tanah
Wujud awal dari tanah adalah batuan beku dan batuan sedimen, yang kemudian mengalami kehancuran. Batu-batuan yang hancur ini diakibatkan karena pengaruh sinar matahari, suhu, air, curah hujan, organisme dan lain sebagainya. Batuan yang hancur kemudian membentuk lapisan bakal tanah setelah bercampur dengan sisa tanaman dan jasad hewan.
Tidak semua jenis hewan terlibat dalam proses pembentukan tanah, hanya beberapa saja seperti semut, rayap dan jangkrik. Hewan-hewan ini yang menghancurkan tanah menggumpal, sementara cacing merupakan hewan yang mampu menambah kesuburan tanah. Cacing memakan tanah, sisa tanaman, serta sisa hewan yang sudah lapuk.
Setelah itu cacing mencerna tanah dan membuat keluar kotoran, hal inilah yang membuat tanah menjadi lebih subur. Cacing juga banyak bergerak karena bisa menggemburkan tanah, sementara lubang-lubang yang dibuat cacing mampu adanya jalan bagi air dan udara untuk bisa masuk ke dalam tanah.
Faktor Pembentukan Tanah
Faktor utama dari pembentukan tanah adalah batuan induk, batuan ini mampu menentukan jenis tanah yang akan terbentuk. Kemudian adanya iklim dan organisme yang membuat tanah menjadi aktif, selain itu ada pula bahan induk, topografi dan waktu. Tanah juga memiliki profil yang berisi penjelasan masing-masing bagian.
Profil Tanah
Horizon 0 – Lapisan Bunga Tanah (Humus)
Tersusun dari sisa-sisa tanaman dan jasad hewan yang sudah lapuk, horizon tanah mengandung banyak bahan organik. Humus juga memiliki daya serap tinggi, membuat bagian ini gembur berwarna gelap dan fungsinya bagi tanaman pangan berumur pendek.
Horizon A – Lapisan Tanah Atas (Top Soil)
Lapisan ini juga masih banyak mengandung bahan organik, tersusun dari mineral seperti debu dan liat. Tapi memiliki fungsi yang sama, bagi tanaman pangan berumur pendek termasuk humus di mana top soil mempunyai warna gelap dan lebih terang dari humus.
Horizon E – Lapisan Pencucian (Eluviation Layer)
Lapisan tanah yang satu ini paling banyak mengandung mineral, termasuk debu dan pasir kuarsa sementara adanya air hujan berdampak pada pencucian tanah halus yang terdapat di lapisan tanah atas. Untuk eluviation layer nantinya memiliki warna agak cerah dan fungsinya untuk tanaman berumur panjang.
Horizon B – Lapisan Tanah Bawah (Subsoil)
Proses pencucian tanah di lapisan pencucian akan memunculkan mineral dari endapan air seperti debu dan kuarsa. Beberapa bahan lalu diendapkan di horizon B, sementara lapisan ini hanya memiliki sedikit bahan organik. Untuk warna, subsoil memiliki warna cerah dan fungsinya untuk tanaman berumur panjang.
Horizon C – Lapisan Tanah Terbawah (Regolith)
Bahan organik tidak ditemukan pada lapisan ini, hanya mineral batuan saja yang dapat ditemukan mengingat lapisan tanah ini dari adanya pelapukan. Fungsi adanya regolith adalah sebagai tanaman yang memiliki akar laman.
Horizon R – Lapisan Batuan Padat di Atas Tanah
Tanah batuan padat di dasar tanah tersusun dari batuan induk yang belum mengalami proses pelapukan, hal ini tak mengherankan karena lapisan tanah yang dimaksud tidak dapat berfungsi dengan baik terhadap pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Pengertian Erosi, Faktor Penyebab dan Cara Mencegah
Komponen Tanah
- Bahan mineral berupa batu, debu, kerakal, kerikil, liat dan pasir yang mencapai sebanyak 45 persen dari jumlah keseluruhan.
- Air yang fungsinya sebagai pengangkut unsur hara dan tanah menuju ke tempat fotosintesis, mencapai 25 persen dari jumlah total.
- Udara sebanyak 25 persen mengisi pori-pori tanah dan tidak berisi air serta dapat membantu dalam pelapukan organik.
- Bahan organik sebanyak 5 persen, bahan ini terdiri dari 80 persen atas humus, 10 persen akar dan 10 persen organisme.
Orde Tanah
- Andisol dengan munculnya dari abu vulkanik.
- Histosol yang terbentuk dari material organik yang warnanya gelap.
- Vertisol adalah tanah liat yang mengerut dan pecah ketika kering.
- Spodosol adalah bagian dengan banyak bahan alumunium besi dan abu cerah.
- Oxisol mengandung liat dan mineral kuarsa hingga berwarna kekuningan.
- Aridisol berperan sebagai pelindung liat dan timbunan garam.
Pembentukan Lapisan Pedosfer
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa terdapat banyak faktor seperti iklim, organisme, bahan induk dan lainnya. Iklim sangat berpengaruh, seperti hujan dan cahaya matahari dan air hujan yang turun bisa memengaruhi pada pelapukan batuan secara kimia. Berikut ini beberapa proses pedogensis.
- Weather atau pelapukan.
- Leaching atau pencucian.
- Transformasi dan iluviasi.
- Podsolisasi dan transaksi.
Bahan induk tanah berasal dari bahan induk batuan beku metamorf dan sedimen, batuan jenis ini ternyata memiliki kemampuan sebagai penghancur dan menjadi bahan induk. Bahan induk inilah yang nantinya akan mengalami pelapukan yang terdiri dari beberapa cara. Entah itu kimiawi, fisik hingga biologi saat akan menjadi tanah.
Demikian penjelasan mengenai pedosfer, mulai dari pengertian, proses pembentukan tanah, faktor dan komponen serta orde dari tanah tersebut. Sampoerna Academy menerapkan metode belajar 21st century learning yang terdiri dari beberapa poin penting. Seperti menerapkan metode belajar sambil praktek di semua kelas dalam menumbuhkan rasa percaya diri.
Sampoerna Academy juga menerapkan keahlian STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts and Match. Keahlian yang sangat penting dalam mempersiapkan alumni yang berkarier di masa depan dan keperluan tenaga kerja nasional serta global. Tentunya dari tingkat dasar dan perguruan tinggi akan mendapat model latihan yang berbeda.
Referensi
GeoHepi